DALAM RANGKA GERNAS ANTISIPASI DAMPAK EL NINO DAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI,KEMENTERIAN PERTANIAN DAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS MELAKUKAN PERCEPATAN TANAM PADI MUSIM TANAM (MT) OK-MAR 2023/2024
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Dr. Ir. Suwandi melakukan kunjungan Gernas Antisipasi El-Nino berupa Percepatan Tanam Padi bersama Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banyumas, Camat Patikraja, Kepala Desa dan Penyuluh serta para Petani.
Kementan melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan terus mengejar percepatan tanam sebagai salah satu upaya meningkatkan produksi padi. Sabtu 4/11/23 Direktur Jenderal Tanaman Pangan melakukan kunjungan di Desa Kedungwuluh lor Kec. Patikraja Kab. Banyumas.
Dalam kunjungannya Suwandi melakukan penyemaian benih padi varietas inpari 32 di lahan kelompok tani Petai Sari, Desa Kedungwuluh Lor dengan luas lahan seluas 25 Hektar sekaligus menyerahkan bantuan benih padi dalam rangka Gernas Antisipasi El Nino dan bantuan benih reguler seluas 4.550 hektar se Banyumas untuk jadwal tanam September sd November 2023.
Kegiatan semai benih padi diikuti oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banyumas mewakili Pj Bupati Banyumas, Camat Patikraja, Kades dan penyuluh serta para petani. Pada kesempatan tersebut Suwandi menghimbau kepada para petani untuk melakukan perubahan dengan meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) yang saat ini hanya IP 250 ditingkatkan menjadi IP 400 artinya satu tahun 4 kali tanam dan 4 kali panen.
“Saya minta baik Pak Kadis, Pak Camat, Pak Kades dan Penyuluh disini supaya mengajarkan petani pola tanam IP 400, Pola ini sudah diterapkan di daerah lain dan saya yakin disini juga bisa apalagi saya liat air disini sangat bagus tersedia terus” ujar Suwandi.
“Kuncinya hanya kemauan dan bisa merubah kebiasaan caranya dengan menggunakan benih padi varietas genjah, semai bibit di luar, jarak panen ketanam maksimal sepuluh hari. Dengan pola ini bisa menaikan produksi dan petani juga penghasilannya bertambah” ujar Suwandi menambahkan.
Terkait dengan penanganan El Nino, Suwandi berharap khususnya di Kabupaten Banyumas wilayah-wilayah yang masih masuk kategori hijau dilakukan percepatan tanam dan meningkatkan Indeks Pertanaman.
Sedangkan daerah-daerah kategori kuning kita bantu dengan booster suplai air baik melalui sumur, pompa-pompa dan embung. Kami juga mendorong petani-petani untuk memanfaatkan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) atau KUR untuk meminimalisir resiko gagal panen” jelas Suwandi.
Penyerahan Bantuan Benih Padi Gernas Antisipasi Dampak El Nino di Kab. Banyumas oleh Bapak Dirjen Tanaman Pangan Dr. Ir. Suwandi di Desa Kedungwuluh Lor Kec. Patikraja
Sebagai informasi dalam upaya percepatan luas tanam padi di Kab. Banyumas melalui Gernas Antisipasi El-Nino terdapat 550 Hektar untuk di Kecamatan Patikraja seluas 130 Hektar, sedangkan secara nasional tambahan luas tanam 500 ribu Hektar yang akan dipanen sekitar bulan Januari-Februari 2024, sehingga diharapkan bisa menambah ketersedian dan stabilisasi harga beras serta mengurangi laju inflasi.
Sementara itu Ketua Kelompok Tani Petai Sari, Daryo bersama segenap anggota turut menyaksikan penyemaian benih padi di lokasi. Daryo menjelaskan bahwa selama ini mereka tanam padi di lokasi Desa Kedungwuluh Lor dengan Indek Pertanaman atau IP 250 (5 kali tanam/panen dalam 2 tahun), sedangkan harga gabah kering panen(GKP) saat ini Rp 6.500 / kg dan Rp 7.500 untuk GKG, hasil Prokduktivitas 5.8 – 6 ton/ Hektar.
Kegiatan Gernas Antisipasi Dampak El Nino ini merupakan salah satu tindaklanjut dari arahan Menteri Pertanian guna menjadikan Indonesia Swasembada Pangan, karena menurut Mentan Swasembada beras dan jagung menjadi sangat penting bagi Indonesia di tengah ancaman krisis pangan.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyumas, mewakili Pj Bupati Banyumas, sangat mendukung program Kementerian Pertanian dalam upaya meningkatkan produksi padi nasional menuju Swasembada Beras tahun 2027 dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Dalam Kegiatan Gernas Antisipasi El Nino Dirjen Tanaman Pangan juga mengarahkan kepada para petani untuk belajar membuat BIOSAKA, sebagai salah satu solusi terhadap kelangkaan/berkurangnya dan mahalnya harga pupuk kimia sekarang ini.
Dengan adanya BIOSAKA yang dapat dibuat sendiri dengan mudah dan tidak memerlukan biaya (gratis). Biosaka adalah Bio: hayati/tumbuhan, SAKA singkatan: selamatkan alam kembali ke alam, temuan/invention petani pak Muhamad Ansar di Blitar yang sudah tercatat di Kemenhumkam Nomor 000399067. BIOSAKA bukan pupuk dan bukan pestisida tetapi signaling yang berperan sebagai bagi tanaman untuk tumbuh dan berproduksi lebih bagus.
Praktek Pembuatan Biosaka Bersama Petugas Dinas Kabupaten dan Penyuluh Lapangan diikuti Anggota Kelompok Tani di Desa Kedungwuluh Lor Kec. Patikraja
Biosaka dapat dibuat dengan mudah dari segenggam bahan minimal 5 jenis rumput/daun yang sehat dan sempurna, kemudian dicampur 5 liter air dalam wadah, diremas halus dengan tangan hingga ramuan homogen (biasanya memerlukan waktu 10 – 15 menit). Aplikasinya dilakukan dengan cara disemprotkan dengan sprayer secara kabut ketanaman dengan dosis berkisar 40 ml/tangka 14 ltr. Untuk aplikasi pada tanaman padi bisa 6 – 7 kali dengan interval waktu 10 hari sekali.