UPAYA PENGEMBANGAN KEDELAI LOKAL (DALAM NEGERI) SEBAGAI BAHAN BAKU TAHU DAN TEMPE  DI KABUPATEN BANYUMAS

UPAYA PENGEMBANGAN KEDELAI LOKAL (DALAM NEGERI) SEBAGAI BAHAN BAKU TAHU DAN TEMPE DI KABUPATEN BANYUMAS

Kabupaten Banyumas sudah sangat terkenal dengan Ikon Tempe Mendoan serta Kripik Tempenya. Sektor IKM ini cukup banyak menyerap tenaga kerja. Di Kabupaten Banyumas banyak masyarakat yang menggantungkan hidupnya dengan mengandalkan pendapatan sebagai Pengrajin tahu dan Tempe serta pedagang kuliner Mendoan serta Kripik Tempe. Sehingga tidak heran apabila kebutuhan kedelai setiap tahunnya mencapai 16.000 ton.

Tapi siapa sangka bahwa kebutuhan kedelai yang cukup banyak tersebut apabila dinominalkan dengan harga kedelai sekarang  Rp. 9700/kg nilainya mencapai Rp. 155.200.000.000,-  dan sebagian besar (95% lebih) berasal dari kedelai Import yang didatangkan dari Amerika dan Brasilia.

Kabupaten Banyumas sendiri sejauh ini hanya mampu memproduksi kedelai berkisar 500 -1200 ton per tahun sehingga masih sangat jauh untuk memenuhi kebutuhan pengrajin tahun dan tempe.

Pada awal bulan Januari 2021, Bapak Wakil Bupati Banyumas mendapatkan keluhan dari pengrajin tempe di Desa Pliken Kecamatan Kembaran terkait mahalnya harga Kedelai Import yang mencapai Rp. 9700- 10.000/kg padahal kondisi normal hanya Rp.6000 – 7000/kg. Kondisi ini menyebabkan biaya produksi makin membengkak sehingga harga jual tempe naik dan berdampak terhadap omset/penjualan tempe ke konsumen. Kondisi ini diperparah dengan tidak tersedianya kedelai lokal sehingga praktis hanya menggantungkan pada kedelai import.

Salah satu arahan Bapak Wakil Bupati Banyumas pada saat pertemuan dengan pelaku usaha tempe di Desa Pliken yaitu memerintahkan kepada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyumas untuk bisa mengembangkan kedelai lokal dalam upaya mengurangi ketergantungan terhadap kedelai import. Hal tersebut bukanlah hal yang mudah, akan tetapi perlu adanya langkah kongkrit dari Instansi yang terkait untuk menangani hal tersbut.

Dalam upaya mengembangkan kedelai lokal (dalam negeri) di Kabupaten Banyumas, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyumas menggandeng Balai Penelitian Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi) Malang sebagaimana tertuang dalam Nota Kesepahaman (MoU) Nomor : 521/4311/X/2020, B /HK.220/H.2.2/10/2020 tanggal 21 Oktober 2020  tentang Pengembangan Komoditas Aneka Kacang dan Umbi. Salah satu bentuk kerjasama yang akan dilaksanakan yaitu berupa Diseminasi/Demfarm  Varietas Kedelai Produksi BALITKABI Malang untuk bahan baku tempe/tahu. Kegiatan Demplot Kedelai dilaksanakan pada Bulan Februari – Mei 2021 di Lahan Poktan Karya Budi Utama Desa Cindaga Kecamatan Kebasen.

Berdasarkasarkan hasil Demplot Kedelai Varietas DETAP 1 yang dipanen pada tanggal 24 Mei 2021 didapatkan hasil riil produktivitas kedelai 2,16 ton/ha, hal ini merupakan hasil yang sangat menggembirakan, karena terjadi peningkatan produktivitas yang cukup signifikan dari biasanya berkisar 1,4 – 1,6 ton/ha. Kedelai Varietas DETAP 1 mempunyai karaktersitik berbiji besar dan tahan pecah polong sehingga diharapkan cocok untuk bahan baku tempe. Kedelai hasil panenan Demplot (label putih) oleh poktan Karya Bui Utama akan dikembangkan lagi untuk ditanam pada musim tanam selanjutnya ( bulan Mei – September 2021).

Uji coba pembuatan tempe menggunakan bahan baku kedelai varietas DETAP 1 hasilnya sangat bagus, biji kedelai dapat mengembang (1 : 1,8 kg) hampir sama dengan kedelai impor , selain itu mempunya kelebihan rasanya lebih nikmat/gurih serta sehat. Tempe dari kedelai lokal diyakini lebih sehat dibandingkan dengan tempe dari kedelai impor yang merupakan kedelai Genetically Modified Organism/GMO (hasil rekayasa genetik).

Dalam rangka pengembangan budidaya kedelai skala luas pada tahun 2021 Kabupaten Banyumas melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan mendapatkan alokasi bantuan budidaya kedelai seluas 1100 ha melalui yang diperuntukkan bagi 63 kelompok tani penerima bantuan. Bantuan bersumber dari Anggaran TP APBN Provinsi Jawa Tengah TA 2021. Fasilitasi bantuan yang diberikan berupa Benih Kedelai, Pupuk NPK, Rhizobium, Insektisida dan Pupuk Hayati. Realisasi Bantuan yang sudah diterima kelompok tani seluas 975 ha dan yang sudah tertanam seluas 752 Ha. Dengan adanya bantuan ini diharapkan dapat meningkatkan gairah petani untuk menanam kedelai sehigga dapat mendukung pemerintah dalam upaya menyediakan kebutuhan kedelai untuk bahan baku tahu dan tempe serta industri yang lainnya sehingga dapat mengurangi ketergantungan terhadap kedelai import.

 

Kondisi saat ini dimana harga kedelai import mahal, merupakan waktu yang tepat bagi petani di Kabupaten Banyumas untuk menanam kedelai, dengan harapan ketika panen harga kedelai cukup tinggi sehingga pendapatan petani lebih meningkat apalagi di tengah anjloknya harga gabah sekarang. Semoga Upaya untuk mengembangkan kedelai lokal sebagai bahan baku tahu dan tempe di Kabupaten Banyumas bisa berjalan denagan lancar.

Related Posts

Komentar