SORGUM SEBAGAI BAHAN PANGAN ALTERNATIF
Sorgum adalah tanaman serealia yang berasal dari Afrika Timur. Tanaman ini cukup populer sebagai sumber pangan alternatif di Indonesia dan daerah tropis lainnya. Shorgum memiliki kandungan nutrisi yang tinggi dan berpotensi sebagai pengganti beras.
Biji Sorgum berbentuk bulat, ukuran kecil, dan warna agak kecoklatan. Tanaman ini dapat digunakan sebagai pengganti gandum. Tingginya menjulang dengan buah kecil yang terkumpul di ujung batangnya di ladang. Tanaman ini memiliki toleransi yang tinggi terhadap kekeringan dan merupakan pilihan yang cocok untuk pertumbuhan di daerah tropis. Tanaman pangan ini peluang budidayanya cukup baik dilakukan di Indoensia, terutama didaerah yang sering mengalami kekeringan. Selain untuk konsumsi, tanaman ini dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak, dan sumber energi alternatif bioetanol. Sorgum memiliki kandungan protein, serat, kalsium, fosfor, dan zat besi yang lebih tinggi daripada beras, serta kandungan lemak dan gula yang lebih rendah.
Dalam 100 gram sorgum mentah terdapat sekitar 330 kalori dan nutrisi penting lainnya, seperti:
– Protein : 11 gram – Karbohidrat : 72 gram
– Lemak : 3 gram – Serat : 7 gram
Selain itu sorgum juga kaya akan zat besi, magnesium, fosfor, kalium, selenium, zinc, vitamin B1 (tiamin), dan piridoksin (vitamin B6). Biji-bijian ini juga mengandung senyawa tanin, fenolik, dan flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan.
Keunggulan Tanaman Shorgum :
- Sorgum memiliki kemampuan adaptasi yang luas terhadap berbagai kondisi lingkungan. Tanaman ini dapat tumbuh baik dalam kondisi banjir maupun kekeringan, sehingga sangat cocok untuk ditanam di daerah dengan kondisi tanah yang tidak stabil
- Kekuatan tanaman untuk bertahan dalam kondisi banjir dan kekeringan membuatnya menjadi pilihan yang baik untuk ditanam di daerah dengan iklim ekstrem. Hal ini memungkinkan petani untuk tetap mendapatkan hasil panen yang baik meskipun menghadapi kondisi cuaca yang tidak stabil
- Tanaman ini dapat ditanam secara berulang-ulang (ratun) dalam satu musim tanam. Kemampuan ini memungkinkan petani untuk memperoleh hasil panen yang lebih banyak dalam waktu yang relatif singkat
- Tanaman ini mampu memanfaatkan sumber daya yang ada dengan efisien, sehingga dapat memberikan hasil yang baik meskipun ditanam di lahan yang tidak optimal.
Dalam rangka mewujudkan diversifikasi pangan dan juga mendukung keberhasilan program pangan B2SA (Bergizi, Beragam, Seimbang, dan Aman) maka pemerintah sedang mengupayakan mencari alternatif pengganti selain beras/nasi. Sebagai upaya pengembangan Sorgum di Kabupaten Banyumas, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyumas melakukan demplot budidaya Sorgum di Desa Tambaksogra Kecamatan Sumbang dengan luas lahan kurang lebih 0,5 ha. Varietas yang dibudidayakan yaitu Varietas Kawali. Sorgum Varietas Kawali dilepas berdasarkan SK Menteri Pertanian 528/Kpts/TP.240/10/2001 tanggal 22 Oktober 2021, mempunyai karakteristik : Umur tanaman 100 -110 hst, tinggi tanaman 135 cm, bentuk biji bulat lonjong, warna biji krem, bobot 1000 biji 30 gram, Rata-rata hasil 2,96 ton/ha dan potensi hasil 4-5 ton/ha.
Permasalahan/Tantangan Pengembangan Sorgum yaitu : Jaminan pasar belum pasti, Provitas & produksi masih rendah, Produk olahan sorgum belum banyak dikenal masyarakat sehingga nilai tambah & daya saing produk masih rendah, Peralatan pasca panen (perontok, penyosoh, penepung) belum banyak di tingkat petani, Penampungan hasil/jaminan pasar masih belum jelas, Benih masih terbatas, Kemitraan belum berkelanjutan dan Industri tepung skala UMKM di daerah sentra belum terbentuk.